Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RWC : DIRGAHAYU KORPS BRIMOB KE 76, INI SEJARAH KELAHIRANNYA

www.rockywoworcenter.com
Tepat hari ini, 14 November 2021, Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri berulang tahun yang Ke-76 Tahun.

Brimob memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman penjajahan Jepang. Namanya juga berganti-ganti, mulai dari Tokubetsu Kaisatsu Tai, Polisi Istimewa, Mobrig (Mobil Brigade), hingga Brimob.

Dikutip laman resmi Brimob dan Kompas, kelahiran Brimob terjadi sekitar 1943-1944, yaitu saat momen perang Asia Timur Raya. Jepang yang mengalami kekalahan dua kali berturut-turut kemudian mengubah strateginya, yaitu dengan menambah tenaga bantu militer.

Orang-orang Indonesia pun diubahnya menjadi tentara dalam organisasi-organisasi semimiliter dan militer. Ada Seinendan, Keibodan, Heiho, Pembela Tanah Air (Peta), dan terakhir Tokubetsu Keisatsu Tai yang merupakan cikal bakal Brimob.

Tokubetsu Keisatsu Tai lahir pada April 1944. Anggotanya adalah polisi muda dan pemuda polisi. Para calon anggotanya diasramakan dan dapat pendidikan serta latihan kemiliteran dari tentara Jepang.

Tokubetsu Keisatsu Tai didirikan di setiap Karesidenan di seluruh Jawa, Madura, dan Sumatera. Pada akhir 1944, kekuatan satu kompi beranggotakan antara 6-200 orang.

Ketika Jepang menyerah pada sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pada saat itu pula masa penggemblengan Tokubetsu Keisatsu Tai telah cukup.

Bersama-sama dengan rakyat dan berbagai kesatuan lainnya, anggota Tokubetsu Keisatsu Tai bahu-membahu dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejak Jepang menyerah kepada sekutu, maka seluruh satuan semimiliter dan militer di Indonesia dibubarkan. Satu-satunya kesatuan yang masih boleh memegang senjata adalah Tokubetsu Keisatsu Tai.

Keadaan inilah yang menempatkan anggota-anggota Tokubetsu Keisatsu Tai menjadi pioner dalam awal perebutan senjata untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Satuan ini juga yang melakukan pembukaan gudang-gudang senjata secara paksa. Pada kelanjutannya, senjata-senjata itu dibagi-bagikan kepada mantan anggota semimiliter dan militer, serta para pejuang lainnya.

Pada tanggal 21 Agustus 1945 di Markas Kesatuan Polisi Istimewa dibacakan teks Proklamasi oleh pasukan Polisi Istimewa.

Bunyinya: “Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia“.

Polisi Istimewa adalah cikal bakal berdirinya Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang pada saat pemerintahan Jepang di sebut dengan Tokubetsu Keisatsu Tai.

Setelah setahun lebih Polisi Istimewa berkiprah di garda depan dalam aneka perebutan fasilitas militer dan tempat-tempat strategis di pulau Jawa dan Sumatera, pada tanggal 14 November 1946 seluruh kesatuan Polisi Istimewa, Barisan Polisi Istimewa, dan Pasukan Polisi Istimewa dilebur menjadi Mobile Brigade (Mobrig) atau sekarang terkenal dengan Brimob.

Dalam menghadapi tantangan, terutama karena banyaknya pemberontakan dan separatisme, pimpinan Mobrig memandang perlu pembentukan pasukan khusus yang mempunyai kemampuan khusus. Maka, sekitar tahun 1954-1959 mulai dirintis pembentukan pasukan Ranger (Pelopor).

Nama Ranger berubah menjadi Pelopor setelah mencapai angkatan ke-6, yaitu pada 1961. Setelah itu, pada 13 Maret 1961, Kompi Pelopor dikembangkan menjadi Batalyon Pelopor hingga dikembangkan lagi menjadi Resimen Pelopor (Menpor).

Berdasarkan surat order Y. M. Menteri Kepala Kepolisian Negara No. Pol. 23/61/tanggal 12 Agustus 1961, ditetapkan tanggal 14 November 1961 merupakan hari Mobile Brigade ke-16.

Pada tanggal 14 November 1961 tersebut, Presiden Indonesia Soekarno selaku Irup upacara menganugerahkan Pataka “Nugraha Cakanti Yana Utama“ sebagai penghargaan pemerintah atas pengabdian dan kesetiaan Mobrig.

Saat itu pula, Soekarno secara resmi mengubah nama satuan ini dari Mobrig menjadi Brimob. Pengubahan nama ini dilakukan dengan alasan penyesuaian nama Brigade Mobile yang berkaidah bahasa Indonesia.

Lalu di era reformasi, Polri memisahkan diri dari TNI. Hal itu ditandai dengan Tap MPR/VI/2000 tentang pemisahan ABRI (TNI dan Polri) serta Tap MPR/VII/2000 tentang peran kedua lembaga tersebut.

Setelah itu, keluar UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yang berkaitan juga dengan peran dan posisi TNI dalam peran perbantuannya pada Polri.

TNI berada di bawah Departemen Pertahanan dan Polri berada langsung di bawah presiden.

Polri memiliki fungsi pemerintahan negara yang berperan mewujudkan keamanan dalam negeri.

Tugasnya meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), serta menegakkan hukum guna terpeliharanya keamanan dalam negeri dalam kultur Polisi sipil.

Korps Brimob Polri sebagai bagian integral Polri juga memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan dan menggerakkan kekuatan Brimob Polri dalam menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa hingga kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif.

Brimob ditugaskan menjaga keamanan dalam negeri dari ancaman kejahatan yang berintensitas tinggi.

Korps Brimob memiliki kemampuan Search and Rescue (SAR) yang digunakan dalam tugas kemanusiaan dalam membantu dan mengevakuasi korban bencana alam.

Rocky Wowor Center (RWC)